Senin, 19 November 2012

Teori Belajar Konstruktivistik

-->

A.      Pengertian Teori Belajar Konstruktivistik
Pembelajaran konstruktivistik merupakan pembelajaran yang lebih menekankan pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam mengkonstruksi pengalaman.
Yang terpenting dalam teori belajar konstruktivistik adalah bahwa dalam proses pembelajaran siswa yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa.
Menurut teori belajar konstruktivistik, belajar bukanlah sekadar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.

B.       Pembelajaran menurut Teori Belajar Konstruktivistik
     Proses belajar sangat berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan peserta didik, karena pengetahuan yang telah diperoleh dan dimiliki seseorang akan membentuk suatu jaringan struktur kognitif dalam dirinya.
     Proses belajar konstruktivistik, yaitu manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba, memberi arti pada pengetahuan sesuai dengan pengalamannya. Esensi dari teori belajar  konstruktivistik adalah siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Sehingga dalam proses belajar, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka dengan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

3
 
     Dalam pembelajaran konstruktivistik, siswa menjadi pusat kegiatan dan guru sebagai fasilitator. Guru atau pendidik berperan sebagai fasilitator artinya membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan proses pengkonstruksian pengetahuan berjalan lancar. Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang dimilikinya pada siswa tetapi dituntut untuk memahami jalan pikiran atau cara pandang setiap siswa dalam belajar.
     Peranan utama guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian, yang meliputi:
1.    Menumbuhkan kemandirian pada siswa dengan memberikan kesempatan untuk bertindak dan mengambil keputusan.
2.    Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa agar dapat melakukan sesuatunya dengan baik.
3.    Memberikan kemudahan dalam belajar dengan menyediakan fasilitas yang mendukung dan memberi peluang yang optimal bagi siswa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivistik lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka.

C.      Alasan Pembelajaran Konstruktivistik Dianggap Mampu dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional
Proses pembelajaran akan efektif jika diketahui inti kegiatan belajar yang sesungguhnya. Kegiatan pembelajaran yang selama ini berlangsung (teori belajar behavioristik), banyak didominasi oleh guru. Pengajarannya didasarkan pada gagasan atau konsep-konsep yang sudah dianggap pasti atau baku. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan ceramah dan banyak menggantungkan buku teks. Alternatif-alternatif perbedaan interpretasi di antara siswa terhadap fenomena sosial yang kompleks tidak dipertimbangkan, sehingga siswa belajar dalam isolasi yang mempelajari kemampuan tingkat rendah dengan cara melengkapi buku tugasnya setiap hari.

4
 
Berbeda dengan bentuk pembelajaran di atas, pembelajaran konstruktivistik membantu siswa menginternalisasi dan mentransformasi informasi baru. Pendekatan ini lebih luas dan sukar untuk dipahami, karena melihat apa yang dapat dihasilkan siswa, didemonstrasikan dan ditunjukkan. Selain itu ada beberapa hal yang mendapat perhatian dari pembelajaran konstruktivistik, yaitu:
1.    Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan.
2.    Mengutamakan proses.
3.    Menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial.
4.    Pembelajaran dilakukan dalam upaya mengonstruksi pengalaman.
Selain itu ada beberapa perbedaan antara pembelajaran konstruktivistik dengan pembelajaran yang selama ini digunakan (behavioristik) antara lain dipandang dari:
1.    Pandangan tentang Pengetahuan, Belajar dan Pembelajaran
 Pandangan
Behavioristik
Konstruktivistik
Pengetahuan
objektif, pasti, tetap
non-objektif, temporer, selalu berubah
Belajar
perolehan pengetahuan
pemaknaan pengetahuan
Pembelajaran
memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar
menggali makna

2.    Masalah Belajar dan Pembelajaran: Strategi Pembelajaran
Behavioristik
Konstruktivistik
Keterampilan terisolasi
Penggunaan pengetahuan secara bermakna
Mengikuti urutan kurikulum ketat
Mengikuti pandangan si pembelajar
Aktivitas belajar mengikuti buku teks
Aktivitas belajar dalam konteks nyata
Menekankan pada hasil
Menekankan pada proses





5
 

  1. Masalah Belajar dan Pembelajaran: Evaluasi
Behavioristik
Konstruktivistik
Respon pasif
Penyusunan makna secara aktif
Menuntut satu jawaban benar
Menuntut pemecahan ganda
Evaluasi merupakan bagian terpisah dari belajar
Evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konstruktivistik merupakan pembelajaran yang menganut ketidakteraturan, ketidakpastian, kesemrawutan artinya peserta didik harus bebas. Karena kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar, akan tetapi siswa sebagai subjek harus mampu menggunakan kebebasan untuk melakukan pengaturan diri dalam belajar. Sehingga teori konstruktivistik diharapkan mampu membuat manusia masa depan yang berkarakter, yaitu manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan, dan mampu mengembangkan segenap potensi yang ada pada dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar