Senin, 19 November 2012

perkembangan fisik peserta didik

-->
1.        Pengertian Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik (pertumbuhan biologis) merupakan perkembangan biologis yang dapat dilihat secara nyata, seperti tinggi badan, berat badan, dan lainnya.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal itu sangat penting, sebab pertumbuhan atau perkembangan fisik anak secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya sehari-hari.
Untuk secara langsung           : akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak.
Secara tidak langsung            : akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya  sendiri dan orang lain.
                               
2.        Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta Didik
a.         Berat dan Tinggi Badan Anak Usia Sekolah
Pada usia 6 tahun, tinggi rata-rata anak adalah 46 inchi denagn berat 22,5 kg. Usi 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inchi dan berat  40-42,5 kg.
Jadi, pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya, karena bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.
b.         Masa Pubertas (10-14 tahun)
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
Seorang anak akan menunjukkan tanda-tanda awal dari pubertas, seperti suara yang mulai berubah, tumbuhnya rambut-rambut pada daerah tertentu dan payudara membesar untuk seorang gadis. Untuk seorang anak perempuan, tanda-tanda itu biasanya muncul pada usia 10 tahun ke atas dan pada anak laki-laki, biasanya lebih lambat, yaitu pada usia 11 tahun ke atas[3]. Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya dorongan seks. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas.
c.    Perubahan fisik
Pada masa pubertas terjadi perubahan fisik secara dramatis atau apa yang disebut “growth spurt” (percepatan pertumbuhan), dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan diseluruh bagian dean dimensi fisik, baik pertambahan berat dan tinggi badan, perubahan proporsi dan bentuk tubuh, maupun pencapaian kematangan seksual.
Secara umum, perubahan-perubahan fisik pada masa pubertas disebabkan oleh matangnya kelenjar pituitary, yakni kelanjar endokrin yang berhubungan dengan otak, tepat dibawah hipotalamus.
Percepatan pertumbuhan yang terjadi selama masa puber ini hanya berlangsung sekitar 2 tahun, dan segera setalah masa tersebut berakhir maka anak tersebut mencapai kematangan seksual. Karena nank perempuan mengalami percepatan pertumbuhan fisik lebih awal 2 tahun dibandingkan dengan anak laki-laki, maka anak perempuan pada usia sekitar 10-11 tahun lebih tinggi dan lebih kuat dibandingkan anak laki-laki pada usia yang sama. Tinggi rata-rata anak perempuan pada saat ia memulai percepatan pertumbuhan adalah sekitar 54 atau 55 inci, sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki adalah sekitar 59-60 inci. Pertambahan tinggi badan pada kedua jenis kelamin terus berjalan meski dengan kecepatan yang semakin kecil dan mencapai tinggi maksimum mereka pada usia 18 tahun.
Disamping tinggi badan, selama masa pubertas terjadi juga pertambahan berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan. Pada anak laki-laki, selain pertumbuhan kerangka, pertambahan berat badannya terutama disebabkan oleh semakin  bertambah banyaknya susunan urat daging dan otot-otot.  Ini yang menyebabkan anak laki-laki8 mempunyai bentuk tubuh khas laki-laki, terutama bertambah lebarnya bahu. Sedangkan pada anak perempuan, pertambahan berat badanya lebih disebabkan  bertambahnya jaringan lemak, terutama pada paha, pantat, lengan atas dan dada. Dengan b ertambah jaringan lemak poada bagian-bagian ytertentu dalam tubuh tersebut menyebabkan badan anak perempuan mempunyai bentuk khas wanita, seperti berpinggul besar, berpayudara.
d.   Prpoporsi tubuh
Perubahan-perubahan dalam proporsi tubuh selama masa pubertas, juga terlihat pada perubahan cirri-ciri wajah, dimana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut melebar, dan bibir menjadi lebih penuh. Disamping itu, dalam perubahan struktur kerangka, terjadi percepatan pertumbuhan oto, sehiingga mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah lemak dalam tubuh. Akan tetapi, perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat, dan mereka memiliki lebih banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan.
e.    Kematangan Seksual
Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas, yang ditandai dengan perubahan pada cirri-ciri seks primer dan sekunder.
·           Perubahan cirri-ciri seks primer
Menunjuk pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Bagi anak laki-laki, cirri-ciri seks primer yang sangat penting ditunjukkan dengan pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scroptum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum.
Sementara itu pada anak perempuan, perubahan cirri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi yakni menstruasi yang dialami gadis pertama kali.
·           Perubahan cirri-ciri seks sekunder
Yaitu tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi, tetapi merupakan tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Diantara tanda-tanda jasmaniah yang terlihat pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu diketiak, didada, dikaki dan dilengan, dan disekitar kemaluan, serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan, terlihat payudara dan pinggul yang membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu diketiak dan disekitar kemaluan.

3.        Implikasi Genetik dan Lingkungan terhadap Pendidikan
McDevitt & Ormrod (2002) merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu dilakukan guru dalam menyikapi pengaruh genetic dan lingkungan bagi perkembangan anak, yaitu:
·      Memahami dan menghargai perbedaan-perbedaan individual anak. Guru yang menghargai berbagai karakteristik fisik, tipe-tipe kepribadian dan bakat-bakat mereka, dapat membuat peserta didik menjadi senang, semuanya harus mendapat tempat yang benar dalam hati guru.
·      Menyadari bahwa  sebenarnya faktor lingkungan mempengaruhi setiap aspek perkembnagan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembnagan anak melalui banyak cara seperti, melalui layanan pengajaran dan bimbingan.
·      Mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan. Anak-anak dan remaja harus aktif mencari lingkungan-lingkungan dan pengalaman yang sesuai denagn kemampuan  naturalnya.

Karakteristik perkembangan fisik anak serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan konsekuensi-konsekuensi dapat ditimbulkannya beberapa implikasipraktis bagi penyelenggaraan pendidikan di SD. Implikasi-implikasi tersebut terdiri dari :
a.              Implikasi bagi Penyelenggaraan Pembelajaran
Usia anak SD sudah lebih mengontrol tubuhnya dari anak usia sebelumnya. Namunkondisi fisik mereka maíz jauh dari matang dan masih terus berkembang. Oleh karena itu, perlu banyak gerak untuk kepentingan peningkatan dan pengayaan keterampilan-keterampilan motoriknya maupun untuk pemenuhan kebutuhan akan gerak dan kesenangan mereka.
Dengan demikian perlu statu cara pembelajaran yang “hidup”, dalam arti yang memberikan banyak desempatan lepada anak untuk memfungsikan unsur-unsur fisik atau aspek-aspek perseptualnya.
b.      Implikasi bagi Penyelenggaraan Pendidikan Olah raga
Pendidikan olahraga yang rutin dan teratur sangat diperlukan bagi anak SD, karena untuk merangsang perkembangan fisik dan perseptual anak.
Dengan adanya program olah raga memberikan desempatan bagi anak untuk melakukan kegiatan secara aktif. Aktivitas ini dapat diimplementasikan melalui permainan-permainan motorik yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
c.       Implikasi bagi Pemeliharaan Kesehatan dan Nutrisi Anak
Kesehatan merupakan faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik anak. Dalam penenman kebiasaan berperilaku sehat itu sangat penting bagi anak SD. Kebiasaan berperilaku sehat hendaknya dilakukan secara menyeluruh mulai dari kebersihan pakaian dan tubuh, dan sebagainya.

4.        Perkembangan Otak
Otak adalah organ yang paling penting dalam tubuh manusia. Organ inilah yang mengontrol seluruh kerja tubuh. Proses pembentukan sel-sel otak ini hanya terjadi sekali seumur hidup, yakni sejak dari kandungan hingga usia kurang lebih tiga tahun. Sel-sel otak yang mati tidak dapat tergantikan oleh sel yang baru.
Setelah sel-sel otak selesai terbentuk, sel-sel tersebut akan terus bertambah besar dan kompleks dengan jumlah lebih dari 10.000 milyar sambungan antar sel. Perkembangan sel-sel otak sangat tergantung dari setiap rangsangan yang diterima, baik rangsangan yang positif maupun negatif dari sekelilingnya.
Otak manusia terbagi atas 2 bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri mengatur cara berpikir logis, kemampuan kognitif, dan menganalisa yang memungkinkan seseorang mempelajari bahasa dan matematika. Sedangkan otak kanan menghasilkan pikiran-pikiran kreatif dan artistik, seperti emosi, musik, dan intuisi.
Bagian otak untuk berpikir disebut Korteks atau neokorteks, adalah jaringan berlipat-lipat yang tebalnya kira-kira 3 mm, yang membungkus hemisfer-hemisfer. Sementara hemisfer serebral mengendalikan sebagian besar fungsi tubuh mendasar seperti gerak otot dan pencerapan, korteks memberi makna apa yang kita lakukan dan cerap. Korteks juga berperan penting dalam memahami kecerdasan emosional. Korteks memungkinkan kita mempunyai perasaan tentang perasaan kita sendiri, memahami sesuatu secara mendalam, menganalisis mengapa kita mengalami perasaan tertentu, dan selanjutnya berbuat sesuatu untuk mengatasinya.
 Bagian otak yang mengurusi emosi adalah sistem Limbik. Sistem Limbik terletak jauh dalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggungjawab atas pengaturan emosi dan impuls.
Sistem Limbik meliputi:
·         Hippocampus, yaitu tempat berlangsungnya proses pembelajaran emosi dan tempat disimpannya ingatan emosi. Di sini terjadi perekaman dan pemaknaan pola persepsi, ingatan naratif, dan mengenali perbedaan makna.
·         Amigdala, adalah pusat pengendalian emosi pada otak. Amigdala memproses hal-hal yang berkaitan dengan emosi. Rasa sedih, marah, nafsu, kasih sayang, dan sebagainya bergantung pada Amigdala. Hubungan antara Korteks dan Amigdala inilah yang menentukan kecerdasan emosi (EQ) seseorang.
Pada seseorang yang cerdas, terdapat banyak komunikasi dan interaksi antara otak kiri dan kanan. Untuk meningkatkan interaksi tersebut, dibutuhkan rangsangan dari luar yang ditangkap melalui panca indera. Melalui penelitian diperoleh, bahwa musik klasik dan musik yang harmonis merupakan rangsangan yang terbaik bagi perkembangan otak. Saat mendengarkan musik, lirik lagu akan merangsang otak kiri, dan melodinya akan merangsang otak kanan. Rangsangan yang didapatkan selama 12 bulan pertama sejak kelahiran, sangat berperan dalam pembentukan dan perkembangan otak, dibandingkan pada tahun-tahun berikutnya.
Agar otak berkembang secara sempurna, dibutuhkan nutrisi yang sempurna pula. Asam Linoleat yang biasa disebut Omega 6, Asam Omega 3, dan DHA (Docosahexaenoic Acid) adalah beberapa zat yang sangat dibutuhkan oleh otak untuk perkembangannya, di samping karbohidrat, protein, kalsium, mineral dan zat-zat penting lainnya. Zat-zat tersebut tidak diproduksi oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari makanan yang dimakan oleh Ibu yang mengandung.
Di samping rangsangan untuk kecerdasan intelektualnya, sejak dini seorang anak harus dirangsang emosinya secara benar. Bernyanyi dan bermain adalah beberapa hal yang terbaik untuk merangsang kecerdasan emosi anak. Seiring bertambahnya usia, anak juga harus diperkenalkan dengan etika, moral dan nilai-nilai keagamaan. Hal-hal tersebut yang akan menjadi penyeimbang dari perkembangan IQ dan EQ-nya di kemudian hari.

Periode Awal Perkembangan Otak:
Sistem saraf janin dan bayi berbeda dengan orang dewasa, baik struktur maupun fungsinya. Perkembangan otak janin pada beberapa minggu sampai 6 bulan pertama kehamilan, sangat pesat karena peningkatan jumlah sel otak yang menyebabkan kenaikan berat otak.
Pada manusia bagian terbesar dari periode perkembangan pesat terjadi pada masa post-natal (setelah lahir) yang berlanjut sampai anak berusia 3 tahun.
Kecepatan berkembangnya otak pada periode ini dapat diamati dari cepatnya otak bertambah berat yaitu dari 400 gr waktu lahir, menjadi hampir 3 x lipatnya setelah akhir tahun ketiga.
Perkembangan otak dipengaruhi faktor genetik dan stimulasi lingkungan baik kwalitas maupun kwantitas, yang hal ini menyebabkan keanekaragaman individual yang tidak identik. Periode perkembangan cepat dari otak ini merupakan peluang emas yang tidak boleh dilewatkan.
Spesialisasi Belahan Otak, Pada bayi fungsi kedua belahan (hemisfer) otak masih sama, hal ini terlihat di mana bayi masih menggunakan kedua belah tangannya untuk meraih benda. Setelah otak berkembang secara individual maka fungsi belahan otak kanan dan kiri menjadi berbeda.
Perkembangan ini menyebabkan anak cenderung memakai tangan tertentu (umumnya kanan) untuk melakukan sesuatu dan anak juga mulai belajar berbicara, berbahasa dan berhitung. Perkembangan ini menjadi mantap pada usia 6-8 tahun.
Hemisfer kiri disebut dominan karena belahan ini mengatur kemampuan berbicara dan berbahasa, membaca, menulis dan berhitung. Cara berpikir hemisfer kiri bersifat logis, analitik, terarah pada satu persoalan, langkah demi langkah dan bertindak rasional. Hemisfer kiri sangat diperlukan untuk menyelesaikan kemampuan akademik di sekolah formal dan sangat berkaitan dan berperan dalam kecerdasan anak.
Hemisfer kanan berfungsi dalam gaya bahasa berupa pemberian intonasi, lagu, penekanan kata, dan kalimat. Fungsi utama hemisfer ini adalah mengatur kewaspadaan, perhatian dan konsentrasi, pengenalan dimensi ruang dan situasi serta fungsi emosi. Belahan ini berperan penting untuk mengenali wajah seseorang, apakah dalam keadaan sedih atau gembira dan menafsirkan kehendak seseorang dari perubahan wajah dan bahasa tubuh. Berkat fungsi hemisfer kanan seorang pandai di bidang olahraga dan kesenian. Hemisfer kanan dapat menyebabkan seseorang menjadi produktif dan kreatif dan berperan dalam sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Pengalaman di luar sekolah berupa bermain dan rekreasi banyak berperan dalam pengembangan hemisfer kanan.
Proses Lateralisasi, Proses maturasi (kematangan) otak membutuhkan proses lateralisasi. Perkembangan otak pada anak dimulai dari hemisfer kanan, dimana sewaktu bayi yang dikenal pertama kali adalah wajah ibunya dan kemudian berkembang dengan melakukan komunikasi verbal lewat ekspresi wajah (tersenyum) dan bahasa tubuh.
Hemisfer kanan penting untuk perkembangan bahasa dan emosi anak dan merupakan dasar perkembangan hemisfer kiri. Proses wicara pada awalnya dikelola oleh hemisfer kanan, dan sewaktu kurang lebih usia 3 tahun dimana proses wicara berkembang mejadi lebih kompleks, maka pengelolaan ini berpindah ke hemisfer kiri.
Pada wanita, lateralisasi umumnya lebih mudah dibandingkan laki-laki, sehingga maturasi lebih cepat. Sampai usia 8 tahun kepandaan verbal akan lebih baik dibandingkan kepandaian visiospasial. Oleh karena itu wanita lebih pandai berbicara dan berbahasa sedangkan laki-laki lebih unggul dalam matematika. Hal ini juga berlaku untuk fungsi perhatian pada anak sampa usia 10 tahun. Keadaan ini menyebabkan anak laki-laki cenderung mempunyai kelainan perkembangan berupa disfasia (kesulitan mengeja), disleksia (kesulitan membaca), dan GPP (gangguan pemusatan perhatian).

5.        Implikasi Perkembangan Otak terhadap Pendidikan
Otak anak mempunyai kemampuan besar untuk menyusun ribuan sambungan antar neutron. Namun kemampuan itu berhenti pada usia 10-11 tahun jika tidak dikembangkan dan di gunakan. Oleh sebab itu, untuk terus meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif ana, proses pematangan otak harus diiringi dnegan peluang-peluanguntuk mengalami suatu duni yang makin luas. Dalm hal ini, pendidikan harus memberikan lebih banyak kesempatan pada peserta didik untuk menguasai keterampilan-keterampilan  yang memungkinkan otaknya berkembang.
Seiring bertambahnya usia, proses pembelajaran seharusnya lebih mendorong anak untuk mencari dan meneliti ayang dikehendakinya, baik di museum, rumah dan sekolah, di buku-buku, majalah dan gambar, serta dialam sekitarnya, sehingga ia memperoleh apa yang dikehendakinya. Pembelajaran seperti ini, akan mendorong anak untuk berpikir, mengamati, merenungkan dan menemukan secara kreatif.
Sebaliknya, proses pembelajaran harus jauh dari upaya menjejalkan pengetahuan kedalam otak anak. Penjejalan pengetahuan secara berlebihan justru akan mengganggu pemahaman dan melelahkan otak anak. Menjejali otak anak dengan sejumlah besar informasi dan pengetahuan malah akan mematikan kecerdasan. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya merupakan upaya mengembangkan segala potensi anak, melatih pengamatan, dan pengambilan keputusan, merangsang pemikiran dan imajinasi, memperdalam pemahaman dan memperkuat konsentrasi.

sumber bacaan :
-->
http://yudhim.blogspot.com/2008/01/perkembangan-otak-i.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar