1. Lingkungan Sekolah
Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada didalam ruang yang kita tempat. Menurut Yusuf (2001:54) sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis malaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Jadi, lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada didalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya.
A. Unsur-Unsur Lingkungan Sekolah
Sebagaimana halnya dengan keluarga dan institusi sosial lainnya, sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak. Sekolah merupakan suatu sistem sosial yang mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi sosial diantara para anggotanya yang bersifat unik pula. Ini kita sebut kebudayaan sekolah. Kebudayaan sekolah itu mempunyai beberapa unsur penting, yaitu:
1) Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah (gedung sekolah, meubelier, perlengkapan yang lain).
2) Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang menjadi keseluruhan program pendidikan.
3) Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas siswa, guru, non teaching specialist dan tenaga administrasi.
4) Nilai-nilai norma, sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah.
B. Relasi Guru Dengan Siswa
Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Maka, ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.
C. Relasi Siswa Dengan Siswa
Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Jika hal ini terjadi, segeralah siswa diberi layanan bimbingan dan penyuluhan agar ia dapat diterima kembali ke dalam kelompoknya.
2. Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi.
Dari pengertian diatas lingkungan keluarga adalah kesatuan ruang dengan semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada didalam kelompok sosial kecil tersebut yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial karena adanya ikatan darah.
A. Peran Keluarga Dalam Perkembangan Anak
Keluarga merupakan wadah dimana sifat-sifat kepribadian anak terbentuk pertama kali, dalam keluarga pula anak pertama kali mengenal nilai dan norma dalam hidupnya. Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati
Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sepanjang hayat. Pendidikan ini dapat berlangsung dalam keluarga, dalam pergaulan sehari-hari maupun dalam pekerjaan, masyarakat, organisasi.
Keluarga disebut sebagai lembaga pendidikan informal karena pendidikan keluarga tidak memiliki rencana dan program yang resmi seperti lembaga pendidikan lainnya. Sedangkan pendidikan keluarga bersifat kodrati maksudnya bahwa antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik mempunyai ikatan darah secara kodrati atau alami. Dengan demikian pendidikan keluarga adalah pendidikan tradisi yang diterima manusia semenjak manusia itu dilahirkan. Lingkungan keluarga sangat besar peranannya di dalam menentukan dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan ketiga bagi perkembangan jiwa siswa setelah keluarga dan sekolah, didalam masyarakat siswa menerima berbagai macam penggaruh. Tetapi pada umumnya masyarakat tidak akan menghalangi kemajuan studi para siswa bahkan sebaliknya mereka membutuhkan tenaga-tenaga yang trampil untuk membantu masyarakat
PEMBAHASAN
1. Bagaimana lingkungan sekolah dan pengaruhnya terhadap perkembangan belajar siswa?
1) Disiplin siswa dalam masuk sekolah
Yang dimaksud disiplin siswa dalam masuk sekolah ialah keaktifan, kepatuhan dan ketaatan dalam masuk sekolah. Artinya seorang siswa dikatakan disiplin masuk sekolah jika ia selalu aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah terlambat serta tidak pernah membolos setiap hari. Kebalikan dari tindakan tersebut yaitu yang sering datang terlambat, tidak masuk sekolah, banyak melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, dan hal ini menunjukkan bahwa siswa yang bersangkutan kurang memiliki disiplin masuk sekolah yang baik.
2) Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas
Mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam belajar, yang dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan dan pemberian tugas biasanya untuk menunjang pemahaman dan penguasaan mata pelajaran yang disampaikan di sekolah, agar siswa berhasil dalam belajarnya. Agar siswa berhasil dalam belajarnya perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup pengerjaan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, ulangan harian, ulangan umum dan ujian.
3) Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah
Siswa yang memiliki disiplin belajar dapat dilihat dari keteraturan dan ketekunan belajarnya. Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah menuntut adanya keaktifan, keteraturan, ketekunan dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran, yang terarah pada suatu tujuan belajar.
4) Disiplin siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah
Disiplin siswa dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah kesesuaian tindakan siswa dengan tata tertib atau peraturan sekolah yang ditunjukkan dalam setiap perilakunya yang selalu taat dan mau melaksanakan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran.
2. Bagaimana lingkungan keluarga dan pengaruhnya terhadap perkembangan belajar siswa?
1) Cara orang tua dalam mendidik anak
Cara orang tua dalam mendidik anak kemungkinan akan berpengaruh terhadap belajar anak. Hal ini berkaitan dengan peran orang tua dalam memikul tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik, guru dan pemimpin bagi anak-anaknya. Peran dan tugas orang tua salah satunya dapat dilihat dari bagaimana orang tua tersebut dalam mendidik anaknya, kebiasaan- kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk belajar.
2) Relasi antara anggota keluarga
Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara anak dengan seluruh anggota keluarga terutama orang tua dengan anaknya atau anak dengan anggota keluarga yang lain. Wujud relasi itu bisa berupa cara hubungan penuh kasih sayang, pengertian, dan perhatian ataukah diliputi oleh rasa kebencian, sikap terlalu keras, ataukah sikap acuh tak acuh. Dan relasi antara anggota keluarga ini erat hubungannya dengan bagaimana orang tua dalam mendidik anaknya.
3) Suasana rumah
Agar rumah menjadi tempat belajar yang baik maka perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Suasana tersebut dapat tercipta apabila dalam keluarga tercipta hubungan yang harmonis antar orang tua dengan anak atau anak dengan anggota keluarga yang lain. Selain itu keadaan rumah juga perlu ditata dengan rapi dan bersih sehingga dapat menimbulkan rasa nyaman dan sejuk yang memungkinkan anak lebih suka tinggal di rumah untuk belajar. Dengan demikian suasana rumah yang tenang dan tentram dapat membantu konsentrasi anak belajar di rumah. Harapan dan tujuan anak untuk meraih prestasi belajar yang maksimal di sekolah kemungkinan juga akan terbantu.
4) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makanan, perlindungan, kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti alat-alat tulis, ruang belajar serta sarana pelengkap belajar yang lain. Fasilitas tersebut dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai penghasilan yang cukup. Dan kondisi yang demikian kemungkinan dapat memotivasi anak untuk maju.
5) Fasilitas Belajar
Semua aktifitas atau kegiatan apapun selalu membutuhkan tempat atau ruang. Demikian juga dalam belajar siswa juga memerlukan adanya tempat belajar. Agar memperoleh hasil belajar yang baik siswa membutuhkan tempat belajar yang baik. Tempat belajar yang baik hendaknya terletak di tempat yang tenang dan terbebas dari hal-hal yang dapat mengganggu. Agar terwujud tempat yang kondusif untuk belajar siswa.
3. Aspek yang bisa mengganggu kelancaran studi siswa dalam masyarakat?
1) Tidak mempunyai teman belajar bersama.
Teman dalam belajar bersama artinya bagi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas di luar sekolah. Teman bagi siswa mempunyai manfaat dalam belajar, berdiskusi memberikan bantuan dalam kesukaran belajar dan saling mem-berikan motivasi, sehingga akan lebih bersemangat dalam belajar dan masih banyak lagi manfaat yang bisa diambil dari belajar bersama. Walaupun faktor ini tidak terlalu menentukan hasil belajar yang baik.
2) Gangguan dari jenis kelamin.
Pada dasarnya pergaulan sangat penting bagi siswa yang sedang tumbuh dan berkembang dalam masa pendidikan, akan tetapi pergaulan yang terlalu bebas juga sangat berbahaya, dimana akibat dari pergaulan ini dapat menimbulkan akses-akses yang lebih jauh, sehingga mengganggu kelancaran proses belajar siswa, apalagi jika terjadi putus hubungan kedua belah pihak pada umumnya menyebabkan kelesuan dalam belajar, studi menjadi terbengkalai dan akhirnya tujuan yang hendak dicapai menurun.
4. Bagaimana Belajar dalam Pendekatan Lingkungan itu?
1). Arti penting lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan tidak akan ada nilainya bagi subyek belajar, bila tanpa
dicoba mempersoalkan rahasia-rahasia di dalamnya dari kenyataankenyataan
biologi yang terdapat didalamnya. Dari sinilah terlihat betapa perlunya diciptakan bentuk-bentuk organisasi instruksional yang dapat memberikan kemungkinan bagi siswa untuk mempersoalkan dan sekaligus memecahkan permasalahan biologi yang ditemukan di lingkungan sekolah.
dicoba mempersoalkan rahasia-rahasia di dalamnya dari kenyataankenyataan
biologi yang terdapat didalamnya. Dari sinilah terlihat betapa perlunya diciptakan bentuk-bentuk organisasi instruksional yang dapat memberikan kemungkinan bagi siswa untuk mempersoalkan dan sekaligus memecahkan permasalahan biologi yang ditemukan di lingkungan sekolah.
Penggunaan lingkungan sekolah sebagai sumber dan media belajar
siswa dalam proses belajar mengajar dapat memungkinkan untuk:
siswa dalam proses belajar mengajar dapat memungkinkan untuk:
a) Meningkatkan produktifitas pengajaran.
b) Memberi kemungkinan kegiatan yang bersifat individual.
c) Memberi dasar yang lebih ilmiah terhadap proses pengajaran.
d) Memberi informasi atau data yang lebih konkrit.
e) Meningkatkan gairah belajar siswa.
f) Memberi kesempatan yang luas untuk terbentuknya kerjasama antara siswa dengan guru.
2) Pendekatan lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaidah bagi lingkungannya. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapat pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa-apa yang ada di lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah. Dari pada itu, peserta didik dapat menanyakan sesuatu yang ingin diketahui kepada orang lain di lingkungan mereka yang dianggap tahu tentang masalah yang dihadapi.
yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaidah bagi lingkungannya. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapat pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa-apa yang ada di lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah. Dari pada itu, peserta didik dapat menanyakan sesuatu yang ingin diketahui kepada orang lain di lingkungan mereka yang dianggap tahu tentang masalah yang dihadapi.
Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan metode karyawisata, metode pemberian tugas dan lain-lain.
2) Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bias sumber asli,seperti nara sumber, bisa juga sumber tiruan, seperti model dan gambar.
sumber bacaan :
Hadisubrata, MS. 1998. Mengembangkan Kepribadian Anak Balita. Jakarta: BPK GM
Kartono. Kartini. 1990. Peranan Keluarga Berencana Memandu Anak. Jakarta:CV Rajawali
Khairuddin.1990. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Nur Cahaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar